Hot Cross Buns: Tradisi Paskah yang Manis dan Kaya Makna
Hot cross buns adalah roti manis berempah yang dihiasi dengan tanda salib di atasnya, secara tradisional dinikmati selama Paskah, terutama pada Jumat Agung. Lebih dari sekadar hidangan lezat, hot cross buns kaya akan sejarah, tradisi, dan simbolisme yang menjadikannya bagian tak terpisahkan dari perayaan Paskah di banyak negara, terutama di Inggris dan negara-negara Persemakmuran.
Sejarah Panjang dan Berliku
Asal-usul hot cross buns tidak sepenuhnya jelas, namun ada beberapa teori yang populer. Beberapa sejarawan percaya bahwa roti ini berasal dari tradisi pagan pra-Kristen. Roti yang ditandai dengan salib telah ditemukan di penggalian Herculaneum, sebuah kota Romawi yang hancur oleh letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M. Roti-roti ini kemungkinan dipersembahkan kepada dewi musim semi, Eostre (yang namanya diyakini sebagai asal kata "Easter" atau Paskah dalam bahasa Inggris).
Teori lain mengatakan bahwa hot cross buns berasal dari abad ke-12 di St Albans, Inggris. Seorang biarawan bernama Brother Thomas Rodcliffe dikatakan telah membuat roti yang ditandai dengan salib untuk dibagikan kepada orang miskin pada hari Jumat Agung. Roti ini kemudian dikenal sebagai "Alban buns" dan menjadi populer di seluruh Inggris.
Terlepas dari asal-usul pastinya, hot cross buns telah menjadi tradisi Paskah yang mapan pada abad ke-17. Pada masa pemerintahan Elizabeth I, London Clerk of Markets mengeluarkan dekrit yang melarang penjualan hot cross buns dan roti berempah lainnya kecuali pada hari Jumat Agung, Natal, atau saat pemakaman. Aturan ini dimaksudkan untuk mengurangi penyebaran takhayul dan praktik-praktik yang dianggap "papist" (mengacu pada Katolik Roma). Namun, larangan ini justru membuat hot cross buns semakin populer, karena orang-orang tetap membelinya secara diam-diam.
Simbolisme yang Mendalam
Hot cross buns bukan hanya sekadar roti manis; mereka penuh dengan simbolisme yang relevan dengan makna Paskah.
- Salib: Tanda salib di atas roti adalah simbol yang paling jelas dan penting. Ini melambangkan penyaliban Yesus Kristus dan pengorbanan-Nya untuk menebus dosa-dosa umat manusia.
- Rempah-rempah: Campuran rempah-rempah dalam adonan, seperti kayu manis, pala, dan cengkeh, melambangkan rempah-rempah yang digunakan untuk meminyaki tubuh Yesus setelah kematian-Nya.
- Roti: Roti itu sendiri melambangkan tubuh Kristus, yang diberikan untuk keselamatan dunia.
- Rasa Manis: Rasa manis dari roti melambangkan harapan dan sukacita kebangkitan Yesus.
Variasi Resep yang Tak Terhitung Jumlahnya
Meskipun ada beberapa bahan pokok yang selalu ada dalam hot cross buns (tepung, ragi, rempah-rempah, dan buah kering), ada banyak variasi resep yang berbeda. Setiap keluarga atau toko roti mungkin memiliki resep rahasia mereka sendiri yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Beberapa variasi umum termasuk:
- Jenis Buah Kering: Beberapa resep menggunakan kismis, sultana, dan kulit jeruk, sementara yang lain mungkin menambahkan ceri manisan atau buah beri kering lainnya.
- Jenis Rempah: Proporsi rempah-rempah yang berbeda dapat memberikan rasa yang berbeda pada roti. Beberapa resep menggunakan lebih banyak kayu manis, sementara yang lain lebih menekankan pada pala atau cengkeh.
- Glasir: Hot cross buns sering diolesi dengan glasir setelah dipanggang. Glasir dapat dibuat dengan berbagai bahan, seperti gula, madu, atau selai aprikot. Beberapa resep bahkan menambahkan sedikit rempah-rempah ke dalam glasir untuk memperkuat rasa.
- Tanpa Gluten dan Vegan: Dengan meningkatnya kesadaran akan alergi makanan dan pilihan diet, ada juga resep hot cross buns tanpa gluten dan vegan yang tersedia. Resep ini menggunakan pengganti bahan-bahan tradisional seperti tepung terigu, telur, dan susu.
Tradisi dan Takhayul
Selain simbolisme religiusnya, hot cross buns juga dikaitkan dengan beberapa tradisi dan takhayul.
- Jumat Agung: Secara tradisional, hot cross buns dipanggang dan dimakan pada hari Jumat Agung. Beberapa orang percaya bahwa hot cross buns yang dipanggang pada hari Jumat Agung tidak akan berjamur selama setahun penuh.
- Menyimpan Hot Cross Buns: Di masa lalu, orang-orang sering menggantung hot cross buns di dapur mereka sepanjang tahun untuk membawa keberuntungan dan melindungi rumah dari kebakaran.
- Berbagi dengan Teman: Membagi hot cross buns dengan teman atau tetangga dianggap membawa keberuntungan.
- Sifat Penyembuhan: Beberapa orang percaya bahwa hot cross buns memiliki sifat penyembuhan. Mereka digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit, dan bahkan dipercaya dapat melindungi dari kapal karam.
Hot Cross Buns di Era Modern
Meskipun banyak tradisi dan takhayul lama mungkin telah hilang, hot cross buns tetap menjadi bagian penting dari perayaan Paskah di banyak negara. Mereka dapat ditemukan di toko roti dan supermarket di seluruh dunia selama musim Paskah, dan banyak orang menikmati membuat sendiri di rumah.
Hot cross buns modern seringkali lebih manis dan lebih kaya daripada versi tradisional, dan banyak toko roti menawarkan berbagai rasa dan variasi. Selain hot cross buns klasik, Anda sekarang dapat menemukan hot cross buns dengan cokelat, karamel, atau bahkan rasa buah yang eksotis.
Resep Hot Cross Buns Sederhana
Berikut adalah resep sederhana untuk membuat hot cross buns di rumah:
Bahan:
- 500g tepung terigu serbaguna
- 7g ragi instan
- 50g gula pasir
- 1 sendok teh garam
- 1 sendok teh kayu manis bubuk
- ½ sendok teh pala bubuk
- 50g mentega tawar, dilelehkan
- 300ml susu hangat
- 1 butir telur, dikocok ringan
- 100g kismis
- 50g sultana
- 50g kulit jeruk campur (opsional)
Untuk Pasta Salib:
- 50g tepung terigu
- 4-5 sendok makan air
Untuk Glasir:
- 2 sendok makan selai aprikot
- 1 sendok makan air
Instruksi:
- Buat Adonan: Dalam mangkuk besar, campurkan tepung, ragi, gula, garam, kayu manis, dan pala.
- Tambahkan mentega leleh, susu hangat, dan telur ke dalam bahan kering. Aduk hingga adonan terbentuk.
- Uleni adonan di atas permukaan yang ditaburi tepung selama 8-10 menit, atau hingga halus dan elastis.
- Campurkan kismis, sultana, dan kulit jeruk campur ke dalam adonan.
- Letakkan adonan dalam mangkuk yang sudah diolesi minyak, balikkan agar semua sisi terlapisi minyak. Tutup mangkuk dengan kain lembab dan biarkan mengembang di tempat yang hangat selama 1-1,5 jam, atau hingga mengembang dua kali lipat.
- Bentuk Roti: Kempiskan adonan dan bagi menjadi 12 bagian yang sama. Bentuk setiap bagian menjadi bola yang halus.
- Letakkan bola-bola adonan di atas loyang yang sudah dialasi kertas roti, dengan jarak sekitar 2 cm. Tutup dengan kain lembab dan biarkan mengembang selama 30-40 menit.
- Buat Pasta Salib: Sementara roti mengembang, buat pasta salib dengan mencampurkan tepung dan air hingga membentuk pasta yang kental. Masukkan pasta ke dalam piping bag atau kantong plastik dengan ujung yang dipotong kecil.
- Beri Tanda Salib: Semprotkan garis salib di atas setiap roti dengan pasta.
- Panggang: Panggang dalam oven yang sudah dipanaskan pada suhu 190°C (170°C untuk oven konveksi) selama 20-25 menit, atau hingga berwarna cokelat keemasan.
- Buat Glasir: Sementara roti dipanggang, buat glasir dengan memanaskan selai aprikot dan air dalam panci kecil hingga meleleh. Saring glasir untuk menghilangkan potongan buah.
- Olesi Glasir: Segera setelah roti keluar dari oven, olesi dengan glasir aprikot.
- Sajikan: Biarkan roti dingin sebentar sebelum disajikan. Nikmati hangat dengan mentega atau selai.
Kesimpulan
Hot cross buns adalah lebih dari sekadar roti manis. Mereka adalah simbol Paskah, tradisi yang kaya, dan pengingat akan sejarah panjang dan kompleks yang telah membentuk perayaan ini selama berabad-abad. Apakah Anda membuatnya sendiri di rumah atau membelinya dari toko roti lokal, menikmati hot cross buns adalah cara yang lezat dan bermakna untuk merayakan Paskah. Selamat Paskah!
